Sayap Pesawat
Ada apa dengan sayap burung besi ini? (sebagian orang menyebut Pesawat Terbang dengan Burung Besi ) ok ok., kunci bisa terbangnya pesawat adalah terletak pada sayapnya, kok gitu? kalau dilihat dari samping, maka bentuk penampang sayap akan tampak seperti Gambar 1 :
Dengan bentuk yang seperti itu ditambah dengan adanya momentum dari
dorongan horizontal dari mesin pesawat (Engine) yang terdapat di kedua
sayap, maka saat pesawat mulai bergerak maju akan menyebabkan perbedaan
kecepatan aliran udara di bagian atas dan bawah sayap. Kecepatan udara
diatas sayap akan lebih besar daripada dibawah sayap, hal ini
dikarenakan jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih
besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap. yaaa yaaa yaaaa
Kok bisa gitu? ada dasarnya gak? ada., menurut Hukum Bernoully,
kecepatan udara besar menimbulkan tekanan udara yang kecil. Nah., uda
mulai bisa membaca alurnya?, seperti yang aku tulis diatas, karena udara
diatas sayap mengalir lebih cepat maka tekanan diatas sayap menjadi
kecil, sedangkan sebaliknya, udara yang mengalir dibawah sayap kecil,
sehingga tekanan di bagian bawah sayap menjadi lebih besar, hal ini akan
menimbulkan Gaya Angkat (Lift) pada pesawat dan menjadikannya terbang.
Apa itu lift?....
Lift yang dimaksud disini adalah Gaya Angkat, Lift dihasilkan karena
aliran udara dibelokkan ketika mengalir melewati sayap. Bahkan, tidak
hanya ketika melewati sayap pesawat, lift juga dihasilkan ketika kita
menaruh kertas di depan aliran udara pada suatu sudut tertentu. Kata
kuncinya adalah: aliran dan pembelokan aliran tersebut. Coba dengan
bermain pesawat kertas! Jika pesawat dilepas tanpa diberi dorongan ke
depan, pesawat tersebut tetap akan jatuh ke tanah. Ini menunjukkan perlu
ada aliran udara agar lift dapat dihasilkan.
Ketika aliran udara dibelokkan, terjadi aksi-reaksi antara aliran udara
dan sayap yang membelokkan udara tersebut. Ketika aliran udara yang
awalnya lurus kemudian belok setelah melewati objek tersebut, kita
kemudian bertanya, apa yang membengkokkan aliran tersebut. Ya,
jawabannya adalah objek tersebut. Lihat ilustrasi di Gambar 2 berikut :
Artinya, ada suatu gaya yang dikerjakan oleh objek tersebut terhadap aliran udara tersebut. Newton berkata, untuk setiap aksi akan ada reaksi yang sama besar pada arah yang berlawanan dari aksi tersebut (Hukum Newton III), heheheeh ingat dikit2 fisika . Sayap tadi telah mengerjakan suatu aksi pada aliran udara tersebut, maka, aliran udara juga akan mengerjakan reaksi yang sama besar pada sayap tersebut. Kenapa bisa terangkat? seperti yang aku tulis, jawabannya pada Hukum Bernoully .
Bagian Penunjang Untuk Terbang
Agar pesawat dapat terbang dengan sempurna, maka selain sayap ada bagian2 lain yang menunjang, lihat Gambar 3 dibawah ini :
- Badan pesawat ( Fuselage ) : ruang kemudi (Cockpit) dan ruang penumpang (Passenger).
- Sayap (Wing), terdapat Aileron berfungsi untuk “Rolling” pesawat miring kiri – kanan dan Flap untuk menambah luas area sayap (Coefficient Lift) yang berguna untuk menambah gaya angkat pesawat.
- Ekor sayap (Horizontal Stabilazer), terdapat Elevator berfungsi untuk “Pitching” Nose Up – Down.
- Sirip tegak (Vertical Stabilizer), terdapat Rudder berfungsi untuk “Yawing” belok kiri – kanan.
- Mesin (Engine), berpungsi sebagai Thrust atau gaya dorong yang menghasilkan kecepatan pesawat.
Roda Pesawat ( Landing Gear ),berfungsi untuk mendarat/ landing atau tinggal landas / Take-off.
Ketika pesawat sedang terbang, ia selalu menggabungkan fungsi-fungsi
control diatas, contoh : bila pesawat belok kanan atau kiri, maka yang
digerakkan Aileron dan Rudder, jadi sambil belok pesawat dimiringkan
agar lintasan belok lebih pendek, yang dapat menghemat waktu dan
menghemat pemakaian bahan bakar.
Gaya Angkat Pada Pesawat
Pesawat terbang dirancang sedemikian rupa sehingga hambatan udaranya
sekecil mungkin. Pesawat pada saat terbang akan menghadapi beberapa
hambatan, melalui perhitungan dan rancangan yang akurat dan teliti,
langkah selanjutnya adalah pemilihan mesin penggerak pesawat yang mampu
mengangkat dan mendorong badan pesawat. Ada empat buah gaya yang bekerja
pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa. yaitu :
- Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
- Gaya angkat yang disebabkan oleh bentuk pesawat.
- Gaya ke depan yang disebabkan oleh dorongan mesin / engine
- Gaya hambatan yang disebabkan oleh gesekan udara
Jika pesawat hendak bergerak mendatar dengan suatu percepatan, maka gaya
ke depan harus lebih besar daripada gaya hambatan dan gaya angkat harus
sama dengan berat pesawat. Jika pesawat hendak menambah ketinggian yang
tetap, maka resultan gaya mendatar dan gaya vertical harus sama dengan
nol. Ini berarti bahwa gaya ke depan sama dengan gaya hambatan dan gaya
angkat sama dengan berat pesawat.
Sumbu - sumbu Pada Pesawat Terbang
Berguling (rolling)
adalah gerakan pesawat terhadap sumbu putar yang disebut longitudinal
axis yaitu garis hayal sepanjang pesawat dari ujung hidung depan pesawat
hingga belakang ekor pesawat.
Mengangguk (Pitching)
adalah gerakan pesawat terhadap sumbu putar yang disebut lateral axis
yaitu garis hayal yang menghubungkan ujung sayap kanan ke ujung sayap
kiri.
Memutar (Yawing)
adalah gerakan pesawat terhadap sumbu vertical yaitu garis hayal vertical yang melalui titik berat pesawat.
Bidang - Bidang Kemudi
Aileron
Bidang kemudi di belakang ujung sayap kiri dan kanan yang dapat bergerak
kebawah dan keatas yang saling berlawanan antara kiri dan kanan.
Pergerakan bidang kemudi aileron akan menyebabkan pesawat melakukan rolling (memutar pesawat terhadap sumbu longitudinal).
Elevator
Bidang kemudi dibagian belakang horizontal stabilizer kiri dan kanan yang dapat bergerak keatas dan kebawah bersamaan.
Pergerakan bidang kemudi elevator akan menyebabkan pesawat melakukan pitching (memutar pesawat terhadap sumbu lateral).
Rudder
Bidang kemudi di ekor pesawat dibelakang vertical fin (sirip vertical) yang dapat bergerak kekanan dan kekiri.
Pergerakan bidang kemudi rudder akan menyebabkan pesawat melakukan yawing (memutar pesawat terhadap sumbu vertical).
Gerakan Pitching
Tongkat kemudi di kokpit dihubungkan melalui kawat atau hidrolik ke
bidang kemudi elevator. Dengan memutar tongkat kemudi , pilot dapat
merubah posisi dari elevator. Ketika tongkat kemudi didorong kedepan,
elevator akan bergerak kebawah. Dengan turunnya elevator akan menambah
gaya angkat pada horizontal stabilizer dan ekor pesawat bergerak naik
dan hidung pesawat akan bergerak turun
Ketika tongkat kemudi ditarik kebelakang, elevator akan bergerak keatas.
Dengan naiknya elevator akan mengurangi gaya angkat atau menghasilkan
gaya kebawah pada horizontal stabilizer dan ekor pesawat bergerak turun
dan hidung pesawat akan bergerak naik.
Gerakan rolling
Tongkat kemudi di kokpit dihubungkan melalui kawat atau hidrolik ke
bidang kemudi aileron . Dengan memutar tongkat kemudi , pilot dapat
merubah posisi dari aileron. Ketika tongkat kemudi diputar kekanan,
aileron kanan akan bergerak naik dan aileron kiri akan turun. Dengan
naiknya aileron kanan, sayap kanan akan kekurangan sedikit gaya angkat
dan dengan turunnya aileron kiri sayap kiri akan bertambah sedikit gaya
angkat yang menyebabkan pesawat berguling kekanan.
Gerakan Yawing
Pedal di kokpit dihubungkan melalui kawat atau hidrolik ke bidang kemudi ruder .
Ketika pedal kanan diinjak kedepan, rudder akan bergerak kekanan. Dengan
posisi rudder kekanan, ekor pesawat akan bergerak ke kekiri dan hidung
pesawat akan bergerak kekanan.
Ketika pedal kiri diinjak kedepan, rudder akan bergerak kekiri. Dengan
posisi rudder kekiri, ekor pesawat akan bergerak ke kekanan dan hidung
pesawat akan bergerak kekiri.
Climb
Terbang menanjak , untuk melakukan climbing diperlukan kombinasi
penambahan power mesin dengan pergerakan elevator keatas (pitching up).
Descent
Terbang menurun, untruk melakukan descent diperlukan kombinasi
pengurangan power mesin dan pengaturan posisi elevator untuk
mempertahankan kecepatan yang diinginkan.
Turn
Terbang berbelok dilakukan pada saat menanjak, menurun dan juga pada
terbang mendatar untuk merubah arah terbang. Oleh sebab itu pada saat
melakukan turning diperlukan kombinasi pergerakan dari elevator, rudder
dan aileron yang terkordinasi dengan baik.
1.Tekanan Atmosfir
Meskipun banyak sekali macamnya tekanan, diskusi ini terutama berisi
tentang tekanan atmosfir. Tekanan atmosfir ini adalah faktor penting
dari perubahan cuaca, membantu mengangkat pesawat, dan menggerakkan
beberapa instrumen penerbangan penting dalam pesawat udara.
Instrumen-instrumen ini adalah altimeter (penunjuk ketinggian),
indikator airspeed (kecepatan udara), indikator rate-of-climb (kecepatan
menanjak), dan penunjuk tekanan manifold.
Meskipun udara sangat ringan, tapi memiliki massa dan dipengaruhi oleh
gaya gravitasi. Maka, udara juga seperti halnya benda lain, memiliki
berat dan memiliki gaya. Karena udara merupakan zat cair, maka gaya yang
dimilikinya bekerja secara sama-rata ke semua arah, dan efek gayanya
pada udara disebut tekanan (pressure). Pada kondisi baku di permukaan
laut, rata-rata tekanan yang diterima pada tubuh manusia oleh atmosfir
adalah sekitar 14,7 pon/inci. Kepadatan udara mempunyai efek yang
berarti pada kemampuan pesawat terbang.
Jika udara berkurang kepadatannya maka akan berakibat berkurangnya:
1. tenaga, karena mesin mendapatkan udara yang lebih sedikit,
2. thrust (gaya dorong) karena efisiensi baling-baling menjadi berkurang pada udara tipis,
3. lift (gaya angkat) karena udara tipis memberikan gaya yang lebih sedikit pada airfoil.
2.THRUST
Sebelum pesawat mulai bergerak, thrust harus digunakan. Pesawat akan
tetap bergerak dan bertambah kecepatannya sampai thrust dan drag menjadi
sama besar. Untuk menjaga kecepatan yang tetap maka thrust dan drag
harus tetap sama, seperti halnya lift dan weight harus sama untuk
mempertahankan ketinggian yang tetap dari pesawat.
Jika dalam penerbangan yang datar (level), gaya thrust dikurangi, maka
pesawat akan melambat. Selama thrust lebih kecil dari drag, maka pesawat
akan terus melambat sampai kecepatan pesawat (airspeed) tidak sanggup
lagi menahan pesawat di udara. Sebaliknya jika tenaga mesin ditambah,
thrust akan menjadi lebih besar dari drag, pesawat terus menambah
kecepatannya. Ketika drag sama dengan thrust, pesawat akan terbang
dengan kecepatan yang tetap.
Terbang straight dan level (lurus dan datar) dapat dipertahankan mulai
dari terbang dengan kecepatan rendah sampai dengan kecepatan tinggi.
Penerbang harus mengatur angle of attack dan thrust dalam semua
jangkauan kecepatan (speed regim) jika pesawat harus ditahan di
ketinggian tertentu (level flight).
Secara kasar jangkauan kecepatan ini dapat dikelompokkan dalam 3 daerah
(regim), kecepatan rendah (low-speed), menjelajah (cruising flight), dan
kecepatan tinggi (high-speed).
3.DRAG
Drag atau hambatan dalam penerbangan terdiri dari dua jenis: parasite
drag dan induced drag. Yang pertama disebut parasite drag karena tidak
ada fungsinya sama sekali untuk membantu pesawat untuk dapat terbang,
sedangkan yang kedua disebut induced karena dihasilkan atau terbuat dari
hasil kerja sayap yang membuat gaya angkat (lift).
4.WEIGHT
Gravitasi adalah gaya tarik yang menarik semua benda ke pusat bumi.
Center of gravity(CG) bisa dikatakan sebagai titik di mana semua berat
pesawat terpusat. Pesawat akan seimbang di keadaan/attitude apapun jika
pesawat terbang ditahan tepat di titik center of gravity. Center of
gravity juga adalah sesuatu yang sangat penting karena posisinya sangat
berpengaruh pada kestabilan sebuah pesawat terbang.
5.LIFT
Penerbang dapat mengendalikan lift. Jika penerbang menggerakkan roda
kemudi ke depan atau belakang, maka angle of attack akan berubah. Jika
angle of attack bertambah maka lift akan bertambah (jika faktor lain
tetap konstan). Ketika pesawat mencapai angle of attack yang maksimum,
maka lift akan hilang dengan cepat. Ini yang disebut dengan stalling
angle of attack atau burble point.
6.Sumbu gerakan pesawat
Pada saat pesawat yang sedang terbang mengubah sikap (attitude) atau
posisi, pesawat tersebut berputar pada salah satu sumbu atau lebih, dari
3 sumbu yang merupakan garis khayal yang melewati Center of Gravity
dari pesawat.
Sumbu-sumbu dari pesawat bisa dianggap sebagai poros khayal tempat
pesawat berputar, seperti halnya poros/gandar tempat roda berputar. Di
titik di mana ketiga poros bersilangan, masing-masing pada 90° terhadap
kedua poros lainnya. Sumbu yang memanjang sepanjang badan pesawat dari
hidung pesawat sampai ekor, adalah sumbu longitudinal. Sumbu yang
memotong dari ujung sayap ke ujung sayap yang lainnya disebut sumbu
lateral.
Sumbu yang tegak melewati center of gravity, adalah sumbu vertikal.
Pergerakan pesawat pada sumbu longitudinal menyerupai gerakan mengguling
kapal dari satu sisi ke sisi yang lain. Bahkan sebenarnya nama-nama
yang aslinya digunakan dalam istilah yang berhubungan dengan
transportasi kelautan. Istilah-istilah ini telah diserap dalam
istilah-istilah aeronautika karena persamaan gerakan antara sebuah
pesawat terbang dengan sebuah kapal laut.
Dalam adopsi dari istilah kelautan, gerakan pesawat pada sumbu
longitudinalnya disebut “roll”/guling, gerakan pada sumbu lateral
disebut “pitch”/angguk. Akhirnya, sebuah pesawat bergerak pada sumbu
vertikal yang disebut “yaw”/belok, yaitu, gerakan horisontal (kiri dan
kanan) dari hidung pesawat.
Sumbu putar pesawat (axis).
Gyroscope adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau mempertahankan
orientasi berdasarkan prinsip momentum angular. Pada prinsipnya
mechanical gyroscope adalah sebuah piringan (rotor) yang berputar pada
sumbu (axis) yang mampu bergerak ke beberapa arah.
Bagian dari gyroscope terdiri dari sebuah piringan (rotor) yang berputar
pada sumbu putar (spin axis). Sumbu putar ini terpasang pada suatu
kerangka yang disebut gimbal (inner-most gimbal). Inner-most gimbal
terpasang pada inner gimbal. Dan inner gimbal terpasang pada outer
gimbal yang merupakan kerangka terluar.
Dengan memiliki tiga gimbal maka gyroscope mempunyai kemampuan untuk
berputar pada tiga sumbu putar (3 degree of rotational freedom).
Walaupun gyroscopee mempunyai 3 degree of rotational freedom, namun
rotor akan selalu tetap berada pada posisinya, selama dia berputar. Saat
ketiga kerangka gimbal berputar, rotor tidak mengikuti putarannya.
Bagian dari gyroscope terdiri dari sebuah piringan (rotor) yang berputar
pada sumbu putar (spin axis). Sumbu putar ini terpasang pada suatu
kerangka yang disebut gimbal (inner-most gimbal). Inner-most gimbal
terpasang pada inner gimbal. Dan inner gimbal terpasang pada outer
gimbal yang merupakan kerangka terluar.Dengan memiliki tiga gimbal maka
gyroscope mempunyai kemampuan untuk berputar pada tiga sumbu putar (3
degree of rotational freedom). Walaupun gyroscopee mempunyai 3 degree
of rotational freedom, namun rotor akan selalu tetap berada pada
posisinya, selama dia berputar. Saat ketiga kerangka gimbal berputar,
rotor tidak mengikuti putarannya.Perputaran gimbal (kerangka luar) tidak
merubah posisi dari rotor. Prinsip inilah yang kemudian dimanfaatkan
dalam intrumen pesawat terbang untuk mendeteksi gerak yaw, roll dan
pitch pesawat.
Attitude Indicator
Attitude indicator (dikenal juga sebagai artificial horizon) menunjukkan
attitude pesawat terhadap horizon. Atitude indicator menggunakan
gyroscope yang mempunyai 2 gimbal. Sehingga mempunyai dalam dua sumbu
putar yang dapat mendeteksi gerak pesawat pitch dan roll dai pesawat.
Dengan instrument ini pilot dapat mengetahui apakah pesawat dalam
kondisi level atau apakah pesawat dalam posisi nose up atau nose down.
Dalam attitude indicator terdapat simbol pesawat dalam warna kuning,
setengah bagian atas menunjukkan langit (warna biru) dan setengah bagian
bawah menunjukkan daratan (warna coklat). Apabila pesawat dalam posisi
level terhadap horizon, maka simbol pesawat (kuning) akan sama dengan
horizon (garis putih).
Heading Indicator
Heading indicator menunjukkan simpangan dari arah yang dituju pesawat
terhadap utara. Heading indicator menggunakan gyroscope yang mempunyai 2
gimbal. Berbeda dengan attitude indicator, sumbu putar rotor gyroscope
untuk heading indicator adalah sumbu horizontal. Penunjukkan heading
indicator dalam satuan derajat.
Turn indicator ( turn coordinator)
Turn indicator menunjukkan arah belok (turn) dari pesawat dan
kecepatannya. Instrumen ini dapat mendeteksi gerakan pesawat dalam sumbu
vertical (yaw) juga dalam sumbu longitudinal (roll). Karena dalam
penerbangan normal, pesawat yang akan membelok (turn) akan bergerak roll
terlebih dahulu.
Dalam instrumen ini juga terdapat inclinometer, yang berfungsi untuk menunjukkan “kualitas” gerak belok pesawat.
Ada dua kondisi yang bisa ditunjukkan, yaitu slipping dan skidding.
Slip terjadi apabila rate of turn is too slow for the angle of bank.
Yaitu apabila gerak yaw pesawat terlalu lambat jika dibandingkan sudut
gerak roll.
Skid akan terjadi apabila the rate of turn is too fast for the angle of
bank. Yaitu apabila gerak yaw pesawat terlalu cepat jika dibandingkan
sudut gerak roll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar